Thursday 5 September 2019

Serial Detektif Indigo (SDI): Mata Sukma

 Serial Detektif Indigo (SDI): Mata Sukma


Bagian 1: Kucing? Gadis Medium & Pecahan Dimensi


Sebuah undangan grup kuterima di WA, asalnya dari nomer yang sama sekali tidak kukenal. Entah ini main-main atau serius, tapi dari nama aplikasinya saja sudah bikin gak percaya, yah undangan ini berasal dari sebuah aplikasi chat untuk para gamers yang terkenal kualitas fitur grupnya. Sementara kubiarkan dulu, aku masih ingin santai dan jauh dari masalah-masalah aneh yang menghampiri hampir tiap waktu.

Sudah 8 bulan berlalu sejak kejadian yang menimpa Kirana, kini aku sudah bertunangan dengan Arina, dan rumahku semakin rame dengan hadirnya (kembali) Kimi dan Rania (Kazza kadang-kadang juga datang sih, tapi ngomongin politik dunianya melulu).

Ping!!....... sebuah notifikasi WA kuterima. Isinya...sebuah salam dari seseorang yang mengaku bernama Abel. Ternyata dia yang mengirim undangan itu, lalu dia ngotot banget mengajak ketemuan, yah tentunya dengan alasan seribu umat "biar akrab, biar kenal". Jujur aku sedang tidak ada mood untuk "hal begituan" dulu, balasku padanya.

"Kak, sebetulnya ada seseorang yang ingin menjelaskanmu tentang pecahan sukma".

Balasan itu langsung membuatku bagai disambar petir, seolah mengeluarkan lagi semacam trauma atau sensasi merinding yang luar biasa ditubuhku. "Kalian tahu apa mengenai pecahan sukma?", sambil heran aku menunggu balasannya. "Aku nggak jago jelasinnya, tapi mentorku sudah bertahun-tahun mengetahuinya, penasaran ya :p hehe".

Akhirnya ku iya-kan tawarannya, besok siang kutemui dia di kampusnya (dulu sih kampusku juga). Karena pikiranku sedang penuh, Kimi mulai bicara mengenai isinya. "Pange......maksudku Vin, mungkin orang yang dibiracakan oleh Abel itu sudah mengenalku, bahkan terlalu banyak tahu mengenai rahasia-rahasia bangsaku, kau jangan terjerumus teralu dalam ya, janji!".
Kimi bicara serius seperti itu makin membuatku penasaran dan merasakan kegelisahan mengenai apa yang akan terjadi kedepan nanti. Sementara Rania hanya bengong tanpa tahu artinya, dia tidak bisa mengetahui isi kepalaku karena dia bukan jin seperti Kimi.

Besok siangnya.

"Nggak deh kak, aku bukan indigo atau apa gitu penyebutannya, aku juga gak  kayak gini dari lahir". Itulah Abel, ternyata dia cewek. Abel menjelaskan bantyak hal kepadaku, dari yang awalnya kuanggap ringan ternyata hal yg salah besar, banyak sendiri perkataannya yang membuatku berpikir untuk lebih logis, dia sepertinya benar-benar mendapat mentor yang tepat untuk hal-hal diluar logis.

"Lalu harusnya kusebut apa diriku ini, atau orang-orang dengan kemampuan yang sama atau seberapa saja denganku?", tanyaku pada Abel. "Kak, kita nggak butuh label apa-apa, kita manusia kok, cuma beda di pemikiran dan keseimbangan logis, dan bonusnya kita lebih peka saja. Kalo di Jepang sih kita bakal disebut ESPer, di amrik disebut psychic, dinegara kita disebutnya aneh-aneh dan asal nyaplok".

"Tunanganku nyebut aku ini indigo sih". lalu dia membalas "apa istimewanya indigo kak? banyak yang gak disebut indigo juga punya beragam kemampuan spiritual, supranatural gitu deh, ya kan". Bener juga kata-kata si Abel ini.

"Indigo hanya warna aura kak sebagai pembeda, lagian apa hubungannya indigo dengan dunia supranatural, yang menemukan dan meneliti aja dosen dari amrik". Hmmm, akhirnya gatal juga tanganku, kubuka Wikipedia dan ternyata benar ucapan Abel. "Bener juga penjelasanmu Bel, mau dibilang manusia dengan indera ke-enam juga salah".

"Kenapa kak?" tanya dia. "Gini Bel, tunanganku kan dokter yah, aku pernah baca-baca jurnal medis di rumahnya. Ternyata indera manusia itu bukan 5, panca indera itu cuma konsep yang dipopulerkan oleh Aristoteles, indera manusia itu ada sekitar 40-an deh kurang lebihnya". dia kagum sembari melongo. "Waktu itu om Pus juga pernah bilang begitu deh kak".

"Om Pus, siapa lagi itu" tanyaku, "dia yang njerumusin dan ngajari aku beginian kak, orang aneh tapi kok logis banget ucapannya, kakak tuh mau kukenalin ke dia makanya kemarin ku kirimin undangan grup".

Kenapa tuh orang dipanggil om Pus, apa dia manusia setengah kucing atau nama panjangnya Puspo? Ada-ada saja, akhirnya acara ketemuan siang ini berakhir deh dan si Abel minta ku antar pulang, daripada ngojek alasannya -_-.

Malamnya kuhabiskan waktuku dengan saling balas pesan WA dengan Abel, disitu dia bercerita mengenai dirinya yang dulu awam dan sama sekali tidak memiliki kemampuan apa-apa dengan dunia gaib hingga ke dirinya yang sekarang harus sering berurusan dengan peristiwa dan fenomena diluar logika. Abel menceritakan bahwa dirinya sekarang sering melakukan mediumisasi sebagai cara untuk berdiplomasi dengan jin daripada menggunakan rukyah dan cara-cara lainnya. terkejut juga aku ketika dia mempraktekkannya, dia memanggil Kimi ke rumahnya dan mengijinkan Kimi untuk menggunakan tangan kirinya sebagai medium, dan....ketikan-ketikan dengan isi yang awalnya hanya diriku dan Kimi yang mengetahui tertulis jelas di layar HP ku.

Setelah itu Abel menjelaskan tentang sebuah kemampuan yang hanya beberapa orang saja mampu menggunakannya, bukan menguasainya. Katanya kemampuan ini bisa membuat penggunanya lupa diri dan selalu mengambil jalan pintas atas segala masalah, apabila penggunanya tidak kuat fisik dan mental maka kemampuan ini bisa menjadi pedang bermata dua yang menyerang fisik hingga mentalnya.

Pintu Merah, itulah nama kemampuan yang sudah dikuasai Abel dan sering digunakan untuk memecahkan misteri yang dia hadapi.
Menurut si Abel, pintu merah ini merupakan portal yang diciptakan dengan energi spiritual dan mampu menghubungkna manusia atau jin dengan pecahan dimensi, yaitu sebuah tempat yang berada tepat diantara alam manusia dan alam jin. keseimbangan ini membuat baik manusia dan jin tidak mampu saling menguasai mental dan fisik masing-masing. Bisa dibilang inilah dunia negatif dari dua alam yang berbeda dimensinya dan menyeimbangkan pengelana di dalamnya.

Akhirnya kami sudahi percakapan, besok siang akan kucoba untuk gabung di grup yang disarankan oleh Abel itu. Karena aku pribadi ingin tahu lebih jauh mengenai pecahan sukma, ini demi Rania.




Bersambung



fun play: tau gak cara mengecek indera2 kita yang lain, pertama cobain gini deh, kamu merem/tutup mata terus sebutkan bagian2 tubuh lalu sentuh dengan tanganmu, ada gak yang meleset waktu disentuh?
lalu yang kedua uji keseimbangan, lakukan deh segala hal yang berhubungan dengan keseimbangan tubuh, terlalu mudah ya, coba yang ini rapatkan sisi kanan tubuh kita ke tembok, rapat sampe menempel dari bahu sampe kaki kanan, lalu coba deh kamu angkat kaki kirimu, dan apa yang terjadi?