Monday 14 October 2019

Serial Detektif Indigo (SDI): Mata Sukma


Bagian 2: Enigma di Rumah Bayang-bayang



"Alasan yang cukup bodoh, semudah itu doang ya ucapannya bisa membuatku pindah dari Cimahi lalu melanjutkan kuliah di sini. Itu juga karena faktor luck banget yah kamu bisa kuliah di kampus negeri lagi".

"Yap bener" jawab Abel. "Sambungin hapeku ke audio mobilnya dong kak, playlist-ku bagus-bagus nih di spotify" dan ku turuti walau aku sudah curiga isinya bakal sekumpulan lagu-lagu Korea.
(-___-)

Saat ini aku menemani Abel ke kabupaten Malang. Sudah 3 bulan sejak aku mengenalnya dan bergabung di komunitas Mata Sukma, dan kini aku dipercaya untuk menangani sebuah kasus atas sebuah permintaan dari klien Mata Sukma.

Klien ini kami panggil dengan nama tante Nunik, nah kasus yang membuatku tertarik sampe harus melakukan perjalanan ini berawal dari perasaan tidak enak yang dialami oleh tante Nunik. Pada tahun 1987 kakeknya yang pensiunan perhutani mengikuti lelang yang dimana akhirnya memenangkan sebuah rumah dinas yang dibangun pada tahun 1930an, rumah ini sempat ditempati oleh beberapa saudara kandung dari orang tua tante Nunik, hingga tiga tahun yang lalu akhirnya keluarga besarnya entah atas dasar apa memutuskan untuk mewariskan rumah ini atas nama pribadi ke tante Nunik.

Sekilas kayak kejatuhan durian ya, ternyata setelah ditinggali oleh tante Nunik bersama beberapa keponakannya (anak-anak dari sepupunya) mulailah terkuak sebuah tabir misteri yang sukar diterima akal sehat. Rumah ini serasa hidup dan memiliki penghuni "lain", ketika diceritakan di komunitas memunculkan beberapa persepsi mulai dari poltergeist (fenomena dimana makhluk gaib menggerakkan benda secara nyata) sampai kiriman sihir untuk mengusir penghuninya.

Yang membuatku tertarik untuk maju menanganinya adalah sebuah temuan yang menjadi kegemaranku, yaitu aku melihat tanda-tanda adanya sebuah enigma yang mungkin saja bisa menunjukkan serpihan-serpihan misteri untuk menolong Rania.

Sebenarnya kasus ini kami tangani bertiga, namun satu orang lagi dalam perjalanan menggunakan kereta api dari Tangerang, sedangkan Abel dan diriku menuju lokasi dengan mengendarai mobil.
Kami berhenti di stasiun kota Malang untuk menjemput Aulia, anggota ketiga yang ikut menangani kasus ini. Mengenai Aulia ini diriku masih belum banyak tahu latar belakangnya, kecuali mengenai informasi bahwa dia ini seorang guru bahasa Jepang yang baru saja lulus kuliah dan ingin terlibat langsung dalam "penanganan" masalah supranatural dengan menggunakan kemampuannya sejak kecil. (kemampuan yang kayak gimana?)

Di ruang tunggu stasiun aku sibuk membereskan pekerjaan yang menjadi rutinitas harianku dengan menggunakan hape, sementara Abel memainkan game sambil ngobrol dengan Kimi (mereka makin lama makin akrab). Rania yang tidak bisa dilihat oleh orang lain selain diriku sibuk menikmati hal-hal yang disukainya di sekitaran stasiun, dan sesekali berbicara dengan Kimi. 47 menit berselang, lalu tibalah kereta yang ditumpangi Aulia.

Abel yang sudah pernah bertemu dengan Aulia menunggu di dekat pintu keluar area peron. Tak lama kulihat Abel menyapa seorang gadil berkerudung yang fisiknya lebih gempal dan tinggi badannya sudah kurasakan melebihi tinggi badanku.

Dan hal yang kurasakan tadi menjadi nyata, Aulia memiliki tinggi 7cm melebihi diriku. (-.-)
Pokoknya saat itu juga kami langsung akrab deh. Iyalah, kami sudah sering ngobrol dan membahas segala hal di grup chat. Perjalanan kami lanjutkan dengan mobil menuju ke sbuah lokasi di kabupaten Malang (ada dua daerah administratif di daerah Malang, yaitu Kota Malang dan Kabupaten Malang).

Sebelumnya kami sudah dibekali dengan alamat dan foto dari rumah tante Nunik, dari foto itu tim ini memanfaatkan kemampuan dari Aulia yang untuk pertama kalinya bisa kusaksikan secara langsung (walau pun dari cermin sih, lha aku kan yang nyetir mobilnya). Abel duduk di sebelahku sedangkan Aulia terlihat lagi teler di belakang sambil selonjoran, sepertinya dia kecapekan dan susah tidur di kereta api.

Perjalanan dari kota Malang menuju lokasi rumah tante Nunik memakan waktu kurang dari dua jam, menariknya lagi lokasi rumah ini searah menuju ke gunung Kawi.
Walau pun sepanjang perjalanan ini aku sering mengalami kontak dengan "mereka" namun tak terlalu ku gubris, dan Kimi pun seringkali yang menanggapi "mereka" itu. Namun seiring kami semakin mendekati lokasi rumah tante Nunik, mulai sering terjadi kontak yang berhubungan langsung dengan kasus ini, terutama kontak yang ditanggapi oleh Abel.

"Kak, mereka mulai mendatangi kita" ucap Abel.

"Yang kroco gausah ditanggapi, tanggapi yang bau darah saja dan kuras informasi mengenai rumah itu" ucapanku ini langsung dilaksanakan oleh Abel.

Dengan kemampuan inter-dimensinya, Abel mampu menembus sampai ke lapisan ketiga alam gaib, yaitu irisan dimensi.

Di dalam irisan dimensi, Abel mencari informasi dan gambaran alam gaib radius 5 kilometer dari lokasi rumah tante Nunik. Sebenarnya diriku juga sudah mampu melakukan kemampuan "pintu merah" seperti Abel, tapi tidak mungkin dengan kondisi sambil menyetir mobil begini. Tetapi dengan kemampuan "pembagian kesadaran" aku bisa ikut mengetahui segala hal yang dilakukan oleh Abel didalam irisan dimensi.

Kemampuan ini sebenarnya bisa dilakukan oleh siapa saja yang sudah mampu mengendalikan energi spiritualnya secara penuh, namun semenjak di dalam Mata Sukma si om Pus ini mengajariku secara pribadi.

Abel dihadang oleh sembilan jin di dalam irisan dimensi, para jin ini sepertinya dari golongan yang barbar alias masih liar. Kroco seperti mereka dengan mudah mampu dikalahkan oleh Abel. Tak lama setelah itu datanglah kabut dan suara mendesis seperti ular, Abel mulai merasakan tekanan energi yang sangat kuat namun tidak ramah.

"Keluar saja, mereka harus dihadapi di alam nyata. Aku merasakan hawa yang familiar dengan jin-jin penghuni Gunung Muria" dengan segera Abel menuruti perkataanku.

Sebelas menit kemudian sampailah kami di rumah tante Nunik. Sebuah rumah model kolonial berlantai satu dengan banyak "jendela Belanda", rumah ini di cat dengan warna abu-abu cerah di dinding luarnya, dari luar jendela aku bisa melihat bahwa dinding di ruangan dalamnya berwarna putih. Tante Nunik menyambut kami di teras rumah, dia segera mengajak kami masuk ke dalam rumahnya.

Sementara tante Nunik menjelaskan dan menunjukkan kamar kepada Abel dan Aulia, dari luar rumah mendadak kurasakan hawa yang tidak ramah kepada kami.

"Aku mau keluar sebentar tante, temani saja Abel dan Aulia" pamitku.

Diluar pintu Kimi sudah membelakangiku dengan sikap waspada dan kedua tangannya menggenggam pedang dari api. "Lihatlah siapa yang menyambut kita ini Vin, kaum muka sisik dari Muria" ucap Kimi.

"Sepertinya raja mereka meremehkan kita dengan hanya mengirim dua ratus ekor saja, seratus ekor untukmu Kim, seratus sisanya biar jadi korbanku" ucapku.

"Sifat haus darah itu sudah mulai merasukimu ternyata" balas Kimi kepadaku.

Kimi melawan jin-jin itu satu persatu dengan beringas, kurasa itu wajar karena penghuni Gunung Muria bukanlah sekutu dari kerajaannya. Kulihat Kimi sengaja membatasi kekuatan yang dikeluarkannya semaksimal mungkin, maklum saja Kimi adalah jin dengan kelas raja/ratu, baginya menaklukkan satu juta jin kelas bawah pun tak memakan waktu lama.

Giliranku, aku menggunakan energiku untuk membuat rantai dari api hitam yang bisa sekaligus merantai seratus jin-jin ini. Mereka meronta-ronta kesakitan begitu api hitamku membakar seluruh tubuh mereka.

Tak jauh dari lokasi pertarungan kepekaanku mendeteksi sebuah kehadiran jin yang lebih kuat.
"Kau tak ingin terlibat juga?" tanyaku di kepala.

"HEHHH! NIKMATILAH SEKARANG, KAU AKAN MERONTA-RONTA NANTI, KAU BAKAL MEMINTA AMPUN PADAKU" jawabnya.

"Vin, dia adalah kabut yang muncul di hadapan Abel tadi, wujudnya benar-benar kabut" hebat, Kimi bisa langsung mengetahuinya.

Setelah semuanya selesai, aku bergegas masuk ke dalam rumah.

"Tante, aku perlu melihat daftar penghuni-penghuni rumah ini sebelum diwariskan kepadamu" pintaku kepada tante Nunik.

"Aku bisa mencarikannya, kamu perlu apalagi yang bisa kucarikan tentang rumah ini, eh itu kamarmu yang di sebelah dapur ya Vin, gak apa-apa ya?"

"Nggak apa-apa kok" jawabku.

Abel dan Aulia masih beres-beres di dalam kamar mereka, aku beristirahat di ruang tamu selepas menaruh barang-barangku di dalam kamar. Wujud enigma atas rumah ini buatu sudah mulai terkuak dan tinggal menunggu daftar penghuni yang kuminta pada tante Nunik saja.

"Kurasa kita akan membutuhkan bantuan Abel untuk memecahkan yang satunya lagi Vin" Kimi membuka pembicaraan denganku.

"Oh, lokasinya benar dekat-dekat sini ya? nanti biar aku yang menjelaskannya pada dua cewek itu Kim" jawabku.

"Ya, dekat sekali. Kau yakin akan mengajak keduanya?" tanya Kimi dengan ragu.

"Si kucing itu sudah mempercayakan hal ini kepadaku, dia bilang si Abel dan Aulia harus pernah 'mengalaminya' secara langsung" Kimi seakan megerti dengan perkataanku ini.

Lalu datanglah Aulia merengek minta makan, kuajak dia ke dapur untuk memasak mi instan. Abel pun menyusul ke dapur, dan dimulailah ritual memasak mi.


-BERSAMBUNG-




*Pembagian Kesadaran adalah kemampuan yang dikembangkan oleh beberapa anggota Mata Sukma, kemampuan ini adalah salah satu dari pengembangan tahap ketiga pengendalian energi. Kemampuan ini mampu memecah kesadaran penggunanya menjadi dua atau lebih dan mengirim kesadaran sekundernya itu ke berbagai tempat. Kelebihan kemampuan ini adalah mampu menyadap informasi atau menjelajah ke berbagai tempat, sementara kesadaran primer dan tubuh fisik berada di tempat melakukan rutinitas sehari-hari. Kelemahannya justru tergantung dari daya tahanpenggunanya masing2, hal ini dikarenakan kapasitas energi masing2 individu berbeda satu dengan yang lain dan juga ketahanan mentalnya.

**Saya sempat kaget ketika tahu ada film berjudul Pintu Merah, saya baca sinopsisnya ternyata sama sekali tak berhubungan dengan semua yang pernah dialami rekan2 saya, bahkan memang berbeda. Pintu Merah yang saya kembangkan di komunitas Mata Sukma murni kemampuan inter-dimensi yang memerlukan ketahanan mental karena daria wal saya sudah merasakan bahwa kewarasan akan menjadi harga apabila penggunanya "ketagihan" dan tersesat.

***Memiliki misteri atau fenomena diluar logika? silahkan kontak admin di channel youtube Perdana Project, tim Mata Sukma akan mengecek kebenarannya dan berusaha membantu.

****Tutorial Pengenalan Energi bisa dilihat di channel Shani Andras.

*****Untuk mengetahui kegiatan Mata Sukma silahkan bergabung di Link ini https://discord.gg/3dEFRc kami tidak melulu membicarakan hal2 aneh kok, kadang kala ada sesi voice grup untuk mengupas masalah, fenomena dan pelatihan spiritual.


No comments:

Post a Comment