Bulan ini aku mendapat cuti yang lumayan panjang, dua minggu, aku
mengajukan cuti ini karena disuruh atasan untuk "mengambil" jatah cuti
dan kebetulan ibu sedang sakit usus buntu sehingga aku sekaligus bisa
menemani ibu, maklum saudara-saudaraku yang lain kerjanya di luar pulau
jawa. Sore itu aku, istriku dan ibu berangkat ke rumah sakit daerah yang
cukup terkenal di propinsi jawa timur, seringkali orang Surabaya
menyebutnya rumah sakit "Karang Menjangan" walau pun bukan itu nama
resminya, sebutan itu cukup beralasan karena sebagian sisi rumah sakit
ini berada di jalan Karang Menjangan. Ibuku akan mulai menjalani operasi
besok sore jadi mulai hari ini beliau berpuasa, pasca operasi
rencananya akan menjalani rawat inap sekitar 4-5 hari dan aku yang akan
menemani ibu selama beliau menginap di rumah sakit, maklum istriku
sedang hamil muda.
Selepas
maghrib pada keesokan harinya ibu dipindahkan ke ruang rawat inap VIP,
hehehe enak juga sih karena biaya rumah sakit ditanggung oleh kantorku.
Aku ikut mengawal dua suster menuju paviliun tempat ibu rawat inap,
beberapa kali aku melewati taman-taman dengan banyak pohon dan lampu
taman yang kelihatan "kuno", di sebuah tikungan sebelum area paviliun
VIP aku melewati lorong yang juga dihiasi sebuah taman, berbeda dari
yang lain di taman ini terdapat sebuah pohon beringin besar yang sangat
lebat, sedikit bergidik aku waktu memandanginya (entah kenapa) seakan
ada hawa tidak enak yang menyeruak menembus badanku. Sesampainya di
kamar VIP dan ibu sudah dipindahkan ke ranjang pasien, aku bersantai
sejenak di kasur yang disediakan untuk keluarga yang menemani pasien.
Malam
ini adalah malam pertama aku menemani ibuku menginap di rumah sakit,
aku perhatikan ibu sudah terlelap dan aku mengisi waktu dengan chatting
bersama istriku, ada juga tanteku (adiknya ibu yang termuda &
jomblo hihihi)yang tinggal serumah dengan kami ikutan ngegrup chat
mulai bahas kondisi ibu sampe beberapa kali ngingatin aku akan cerita
orang-orang tentang penampakan yang katanya sering terjadi di rumah
sakit ini, terutama di area paviliun timur, aku sih sebenarnya sudah
berkali-kali mendengar cerita-cerita itu sejak jaman sekolah, jadi
lumayan imanku belum tergoyahkan malam ini.
Jam
menunjukkan pukul 00.30 malam sewaktu aku terbangun karena kebelet
pipis, walaupun ini kamar VIP tapi tidak disediakan toilet di dalam
kamar, maklum saja gedung tua, aku bergegas menuju toilet di ujung
pavilun dekat tikungan ke bangsal kejiwaan dan kamar autopsi. Di dalam
toilet mendadak aku merinding entah kenapa, aku perhatikan sekitar juga
tidak ada apa-apa, toilet ini sepi karena sudah larut malam walau
penerangan sudah mumpuni entah kenapa aku tergerak untuk celingak
celinguk ke satu persatu bilik WC karena rasa curiga. Leganya hati ini
karena tidak menemui makhluk apa pun, tiba-tiba samar terdengar suara
sapu lidi sedang digunakan untuk menyapu daun kering, srek srek
srek.....makin lama makin terdengar mendekat ke toilet, dengan hati-hati
aku mencoba keluar dan mengecek keberadaan suara tadi, siapa sih yang
menyapu di tengah malam begini pikirku, setelah aku perhatikan ternyata
tidak ada satu orang pun di luar toilet atau pun di lorong rumah sakit,
datang lagi deh rasa merinding. Aku bergegas menuju kamar karena
ketakutan hahaha :D belum pernah deh aku mengalami yang seperti ini.
Siang
keesokan harinya kejadian semalam aku ceritakan pada istri, sepupu
& tanteku yang datang membesuk ibu, heran deh mereka malah pada
tertawa mendengar ceritaku. Sebelum pulang salah satu sepupuku si Ardi
aku ajak menemaniku menginap dan dia bersedia, si Ardi ini wirausaha
jadi dia tidak ada masalah tentang waktu dan dia sepertinya merasa enjoy
aku ajak menginap disini "semoga ada pengalaman seru malam nanti"
guraunya. Pukul 23.15 malamnya, masih ada beberapa perawat yang
berlalu-lalang, berikutnya ada seorang perawat yang ditemani tiga orang
keluarga pasien sedang mendorong kereta dorong dengan mayat diatasnya,
sepertinya akan dibawa ke kamar mayat di belakang paviliun. Merinding
dan bergidik deh melihat mayat yang di dorong tadi, aku dan sepupuku
Ardi lanjut ngobrol diluar kamar ibuku, kami duduk di kursi depan kamar
sambil sesekali bercerita aneh-aneh tentang hal gaib.
Gak
terasa jam sudah menunjukkan pukul 01.30 malam, aku mengajak Ardi untuk
membeli snack dan minuman di swalayan seberang gedung paviliun.
Sekembalinya dari swalayan ketika melewati lorong menuju paviliun aku
mencium mencium aroma wangi bunga melati, tiba-tiba Ardi sepupuku
memepetku sambil berbisik "Njas buruan ke kamar budhe yuk, hawanya gak
enak banget ini", aku mengangguk dan berjalan secepatnya kembali ke
kamar ibu, pas di tikungan kami melewati taman dengan pohon beringin
besar dari jauh aku melihat seorang suster mendorong kereta, kereta itu
salah satu roda depannya pincang sehingga terdengar bunyi ngiiik...ngiiik.ngiiik..ngiik
berasal dari kereta dorong itu, semakin dekat ternyata kereta itu
membawa mayat, suster itu semakin mendekati kami dengan mendorong kereta
jenazah itu, wajahnya putih bersih, cantik namun roman mukanya dingin,
dan sejenak bau harum melati mendadak berubah menjadi bau anyir darah
disertai bau daging busuk yang ternyata berasal dari mayat yang dibawa
oleh suster misterius itu, aku dan Ardi langsung berlari menuju kamar
ibu yang sudah dekat......
Di
malam terakhir ibu menginap di paviliun rumah sakit ternyata menjadi
malam puncak ketegangan yang aku alami. Sekitar jam 23.20 aku duduk
santai di depan kamar ibu (gak kapok-kapok nih) sambil memainkan HP
sebagai hiburan, tiba-tiba hidungku mencium rokok klobot (rokok dari
daun jagung kering) entah darimana bau rokok ini berasal, yang pasti
baunya sangat tajam menyeruak memenuhi udara malam ini, ingin rasanya
aku masuk ke kamar (untuk bersembunyi dan menemani ibuku) tapi kaki ini
seperti bergerak sendiri menuju ke arah taman dengan pohon beringin
besar. Sesampainya di taman itu perlahan bau rokok tadi menghilang,
belum habis legaku tiba-tiba terdengar suara orang batuk yang lumayan
menggelegar, spontan kepalaku mengarah dan mataku memandang ke pohon
beringin besar di taman itu dan perlahan aku seperti terhipnotis
memandangi pohon besar itu perlahan berubah menyerupai raksasa hitam
bermata merah sedang merokok dengan posisi jongkok pas dihadapanku.
Badanku rasanya kaku tak bisa bergerak sedikit pun, aku membaca doa
dalam hati berharap bisa lepas dari tatapan raksasa itu. Sekejap aku
tiba-tiba terjatuh ke lantai dan segera aku berlari tanpa pikir panjang
dan menuju ke sebuah ruangan yang terlihat terang, sesampainya di
ruangan itu aku mendapati sebuah pintu lift berwarna hijau lumut dengan noda-noda coklat kehitaman, tanganku seperti bergerak dengan sendirinya dan menyentuh tombol lift
itu, tak lama pintunya pintunya terbuka dan di lantai lift terdapat
tubuh suster yang bersimbah darah, tubuhnya remuk gepeng seperti habis
terlindas benda berat, pandangan mataku mulai samar-samar dan tubuhku
lemas.......gedebuk....aku tak sadarkan diri................
Pagi
harinya aku mendapati diriku terbangun di kamar tempat ibu rawat inap,
ada istriku dan tanteku yang menungguiku dengan muka cemas, mereka lalu
bercerita bahwa aku ditemukan tergeletak di sebelah kamar mayat oleh
satpam rumah sakit terus aku digotong kesini. Haduuuuh mengerikan banget
deh yang aku alami semalam tadi, kapok rasanya aku menginap di rumah
sakit. Siangnya aku mengantar bu pulang ke rumah, tanteku yang menyetir
mobil karena aku masih kelihatan lemas, menjelang pintu keluar parkir
mobil tidak sengaja aku menengok ke arah kiri, disana pas disebelah UGD
aku melihat suster yang malam-malam dulu membawa mayat sedang tersenyum
menatapku....................
No comments:
Post a Comment